Wednesday, February 27, 2013

Pengembang Apartement Lirik Pinggir Jakarta



Aktivitas penjualan apartemen di Jakarta semakin meningkat seiring stabilnya perekonomian nasional dan dunia usaha yang terus berkembang. Proyek apartemen baru terpusat di kawasan sekunder di luar pusat bisnis Jakarta.

Berdasarkan data Konsultan Properti Cushman & Wakefield Indonesia, sebanyak 57.318 unit kondominium diprediksi akan mengisi pasar tahun ini, dikarenakan permintaan pembeli yang merupakan investor dan pengguna akhir. Pembangunan apartemen baru itu akan semakin terkonsentrasi ke kawasan sekunder, yakni 87,2 persen, sedangkan di pusat bisnis (central business dictrict/CBD) dan primer masing-masing 6 persen dan 6,8 persen. Proyek apartemen masih didominasi untuk segmen menengah. Tangerang diprediksi mendominasi persebaran apartemen, diikuti oleh Jakarta Selatan.

Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo, di Jakarta, Jumat (7/2/2013) lalu, mengemukakan, keterbatasan dan mahalnya harga lahan di kawasan pusat bisnis mendorong pembangunan apartemen semakin bergeser ke pinggiran. Ia menambahkan, tren pembangunan apartemen baru seiring kebutuhan generasi muda dan keluarga muda untuk mencari hunian yang mendekati lokasi kerja, sekalipun bukan di kawasan pusat bisnis atau premium. Hal itu karena pasokan rumah tapak (landed house) sudah semakin bergeser ke luar Jakarta. Untuk segmen atas, pergeseran ke lokasi non-CBD tetap mengarah ke kawasan premium seperti Senayan, Senopati, Kebayoran Baru, dan Kemang di Jakarta Selatan.

”Semakin banyak pengembang menawarkan pemesanan unit pada saat prapeluncuran (pre-launching) untuk mendorong konsumen membeli kondominium dengan jumlah banyak,” ujar Arief.

Hingga akhir 2012 lalu, mayoritas kondominium terbangun di luar kawasan pusat bisnis (non-CBD) Jakarta, yakni 73.231 unit (69,2 persen), sedangkan kawasan pusat bisnis (CBD) berkontribusi 22,3 persen, dan kawasan primer 8,5 persen.

Sementara itu, Associate Director Research Services Colliers International Ferry Salanto mengemukakan, tren pergeseran pembangunan apartemen ke luar kawasan pusat bisnis terlihat sejak lima tahun terakhir. Kawasan pusat bisnis, seperti Jalan Sudirman, Mega Kuningan, Rasuna Said, SCBD, dan Thamrin, saat ini telah dibanjiri oleh apartemen menengah atas. Wilayah Jakarta Timur secara bertahap terus menjadi sasaran pembangunan proyek apartemen baru.

Tahun ini, proyek baru akan digarap di Cakung dan Pulo Gebang. Sedangkan tahun 2014 pembangunan berlangsung di Jalan MT Haryono-Cawang, yakni apartemen The H Residence, Signature Park Grande, dan The Hive@Tamansari dengan total pasokan sebanyak 7.784 unit. Sepanjang tahun 2012, pasokan apartemen di Jakarta didominasi untuk segmen menengah bawah dengan kisaran harga Rp 7,5 juta-Rp 8,2 juta per meter persegi.


Sumber :Kompas Cetak

No comments:

Post a Comment